Jangan Jadikan Kuburan Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam Sebagai Sesembahan

Written by Abu Muslim on 16.18

Abu Ibrahim Muhammad Syaifuddin Hakim


Masih banyak kita jumpai kaum muslimin yang bersikap berlebih-lebihan terhadap Rosululloh sholallahu 'alaihi wa sallam. Mereka mengagungkan Nabi dengan melebihi batas, sampai-sampai mengangkatnya kepada derajat sejajar dengan Alloh, yang memiliki sifat-sifat rububiyyah seperti mencipta, mengurus makhluk, mendatangkan manfaat dan menolak mudhorot. Sehingga mereka pun banyak yang menujukan doa dan permohonan kepada beliau shollallohu 'alaihi wa sallam. Di antara mereka ada yang membuat syair, "Semoga keberkahan dan keselamatan dilimpahkan untukmu wahai Rosululloh. Telah sempit tipu dayaku maka perkenankanlah (hajatku) wahai kekasih Alloh". Inilah bukti keberhasilan setan dalam menggelincirkan manusia dari jalan tauhid yang lurus.

Demikianlah sikap berlebih-lebihan mereka, sehingga banyak di antara kaum muslimin yang menjadikan kubur Nabi sebagai sesembahan selain Alloh Subhanahu wa ta'ala. Mereka berdoa dan melakukan berbagai macam aktivitas ibadah di dekatnya.

Makna "Muhammad Rosululloh"

Beriman bahwasanya Muhammad shollallohu 'alaihi wa sallam adalah sebagai utusan Alloh, adalah membenarkan berita yang beliau sampaikan, menaati apa yang beliau perintahkan, meninggalkan apa yang beliau larang serta kita menyembah Alloh dengan apa yang beliau syariatkan. Keempat hal itulah yang merupakan bukti kecintaan dan ketaatan kita kepada beliau shollallohu 'alaihi wa sallam, tidak sebagaimana kaum Nasrani yang berlebih-lebihan dalam menyanjung Isa 'alaihi salam.

Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda, "Janganlah kalian berlebih-lebihan memuji (menyanjung) diriku sebagaimana orang-orang Nasrani berlebih-lebihan memuji Ibnu Maryam (Isa). Sesungguhnya aku adalah hamba, maka katakanlah, 'Hamba Alloh dan Rosul-Nya'" (HR. Bukhori).

Maksud berlebih-lebihan dalam memuji adalah tidak menyembah Muhammad, sebagaimana orang-orang Nasrani menyembah Isa Ibnu Maryam, sehingga mereka terjerumus kepada kesyirikan. Rosululloh tidak memiliki kekuasaan sedikit pun untuk mendatangkan manfaat dan menolak mudhorot serta tidak pula mengetahui hal yang ghoib. Sebagaimana firman Alloh ta'ala,

"Katakanlah, Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudhorotan kecuali yang dikehendaki Alloh. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghoib, tentulah aku membuat kebaikan sebanyak-banyaknya, dan aku tidak akan ditimpa kemudhorotan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan membawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman" (QS Al A'raaf: 188)

Rosululloh mengajarkan kepada kita untuk mengatakan, "Muhammad hamba Alloh dan Rosul-Nya". "Hamba Alloh" maksudnya, bahwa kita tidak boleh berlebih-lebihan terhadap beliau, karena beliau adalah hamba dan bukan Robb (Tuhan). "Rosul-Nya" maksudnya, bahwa beliau adalah hamba yang paling mulia yang Alloh pilih sebagai utusannya dan tidak boleh kita dustakan.

Larangan Menjadikan Kubur Nabi sebagai Masjid (baca: tempat beribadah)

Meskipun sudah sedemikian jelas dan gamblang bukti-bukti kebenaran tauhid dan kebatilan syirik, namun banyak di antara kaum muslimin yang melalaikannya dan meremehkannya dengan wujud tidak mau mempelajarinya. Sehingga setan dengan mudah menyesatkan dan mencampakkan mereka ke dalam lembah kesyirikan.

Dan di antara sebab terpenting merasuknya kesyirikan ke dalam diri seseorang adalah sikap berlebih-lebihan terhadap Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam dan orang-orang sholih lainnya. Mereka menganggap bahwa Nabi adalah makhluk yang paling mulia di sisi Alloh, bahkan memiliki kedudukan yang sejajar dengan Alloh sehingga boleh menujukan berbagai macam ibadah dan doa kepadanya. Oleh karena itu, mereka pun menjadikan kubur Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam sebagai sesembahan selain Alloh subhanahu wa ta'ala. Padahal, terdapat begitu banyak dalil yang menunjukkan keharamannya.

Dalam sebuah hadits dikatakan, "Alloh melaknat orang-orang Yahudi dan Nasrani karena mereka menjadikan kubur Nabi mereka sebagai masjid, (Aisyah berkata),'Kalau bukan karena hal itu, niscaya kubur beliau akan dinampakkan, hanya saja beliau takut atau ditakutkan kuburnya akan dijadikan masjid'"(HR. Bukhori)

Dalam hadits yang lain, Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda lima hari sebelum wafat, "Dan ketahuilah, bahwa sesungguhnya umat-umat sebelum kamu telah menjadikan kubur nabi-nabi mereka sebagai tempat ibadah, tetapi janganlah kamu sekalian menjadikan kubur sebagai tempat ibadah, karena aku benar-benar melarang kamu dari perbuatan itu" (HR. Muslim)

Demikianlah sikap Nabi yang sangat keras dalam melarang umatnya untuk menjadikan kubur Nabi sebagai tempat ibadah meskipun ibadah tersebut ikhlas ditujukan kepada Alloh subhanahu wa ta'ala. Kalau menjadikan kubur Nabi sebagai tempat ibadah kepada Alloh saja sudah dilaknat, lalu bagaimana lagi jika ibadah tersebut ditujukan kepada Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam"

Sampai-sampai Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam berdoa kepada Alloh karena sangat mengkhawatirkan kuburnya akan dijadikan sebagai sesembahan selain Alloh. Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda, "Ya Alloh! Janganlah Engkau jadikan kuburku sebagai berhala yang disembah. Alloh sangat murka kepada orang-orang yang menjadikan kubur nabi-nabi mereka sebagai tempat ibadah" (HR. Bukhori)

Dan bukti bahwa Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam sangat menekankan hal ini adalah inilah yang Rosululloh wasiatkan menjelang beliau wafat. Dan tidaklah seseorang berwasiat tentang sesuatu hal, kecuali hal tersebut adalah perkara yang sangat penting dan harus diperhatikan. Aisyah dan Ibnu Abbas rodhiallohu 'anhuma berkata, "Tatkala Nabi menjelang wafat, beliau menutupkan kain ke wajahnya, lalu beliau buka lagi kain itu tatkala terasa menyesakkan nafas. Ketika beliau dalam keadaan itulah, Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda, "Semoga laknat Alloh ditimpakan kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani karena mereka menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai tempat ibadah" (HR. Bukhori dan Muslim)

Nabi menyampaikan larangan lima hari sebelum wafat dan menyampaikan berita laknat Alloh ketika hendak wafat. Ini adalah bukti bahwa hal itu sangat diperhatikan oleh Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam. Beliau sangat khawatir umatnya akan meniru perbuatan Yahudi dan Nasrani tersebut. Namun tampaknya banyak dari umat ini yang tidak menggubris keprihatinan beliau.


Sesungguhnya wujud cinta kepada Rosululloh adalah berupa ketaatan kepadanya, yang diekspresikan dalam bentuk berdoa (memohon) kepada Alloh semata dan tidak berdoa kepada selain-Nya, meskipun ia seorang Rosul atau wali yang dekat di sisi Alloh ta'ala.

Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda, "Apabila engkau meminta, maka mintalah kepada Alloh dan apabila engkau memohon pertolongan, maka mohonlah pertolongan kepada Alloh' (HR. Tirmidzi, hasan shohih). Dan apabila Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam dirundung duka cita, maka beliau membaca, "Wahai Dzat yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan" (HR. Tirmidzi, hasan).


Sumber: Buletin At Tauhid

Related Posts by Categories



Widget by Hoctro | Jack Book
  1. 0 komentar: Responses to “ Jangan Jadikan Kuburan Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam Sebagai Sesembahan ”